Skip to main content

Pengabdian di Bukit Terjal

Belum sampai setengah jam saya tiba di tempat kerja, handphone saya berbunyi. Rupanya, istri saya yang menelepon. Sayapun bertanya-tanya ada apa gerangan padahal jam baru menunjukkan pukul delapan seperempat, biasanya jam segitu istri masih dalam perjalanan menuju Puskesmas.

Ternyata benar, ada berita tak enak yang saya dengar. Istri saya mengalami kecelakaan ringan di jalan dan ini adalah peristiwa kedua dalam sebulan ini. Syukur Alhamdulillah, meskipun mengalami sedikit lebam di kaki, Istri dalam kondisi baik. Motor mengalami sedikit kerusakan, namun tak apalah apa artinya motor dibanding keselamatan istri. Sabar, hanya itu kata yang sering saya ucapkan untuk memberi motivasi istri. Sabarlah pasti dengan niat ibadah suatu saat akan menerima balasan dari Allah.

Alhamdulillah hingga sekarang istri masih tegar meskipun godaan dalam bertugas di kanan-kiri seringkali datang. Saya kembali peristiwa teringat awal tahun lalu. Pasca pengumuman hasil penerimaan CPNS dan pembagian Surat Keputusan. Masih tergambar jelas bagaimana ekspresi Istri menerima kenyataan pahit ditempatkan di daerah pelosok, Repaking. Satu nama yang katanya tak ramah bagi mereka yang bertugas di sana.


Banyak cerita simpang siur yang makin menciutkan nyali mulai dari jalan tak bisa dilewati motor, hingga hutan belantara.Sayapun mengakui sempat termakan cerita-cerita itu. Dengan niat berjuang, meskipun begitu berat, istri tetap saya dukung menjalankan tugas barunya. Kali ini tak lagi jadi dokter gigi yang melayani kaum menengah keatas, namun dokter di tempat pelosok.

Beberapa bulan saya sempat antar jemput istri ke Puskesmas. Saya tak peduli apapun kata orang. Satu yang pasti, saya hanya ingin memberi motivasi istri untuk terus semangat mengabdi. Banyak hal yang pernah kami alami dalam perjalanan bolak-balik dari kontrakan menuju puskesmas. Kami pernah mengalami rantai putus, hingga suatu hari saat kemalaman di tengah hutan yang gelap tiba-tiba lampu mati. Untung saja ada rekan yang menolong dengan memberi pinjaman motor.

Hingga sekarang sudah hampir delapan bulan istri dinas disana. Ada begitu banyak pengalaman hidup yang dialami. Kisah-kisah bidan dan petugas kesehatan lain yang luar biasa turut menyemangati istri untuk menjadi kuat. Meskipun kini harus naik motor sendiri melewati jalan terjal, berlubang, penuh kubangan air. Semoga engkau terus bersemangat Dik. Jangan patah arang. Tak perlu mengambil jalan pintas mengeluarkan rupiah hanya untuk pindah. Sesaat enak siksa selama-lamanya. Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Berbagi takkan pernah membuatmu merugi

Comments